kimia medisinal analgetik
ANALGETIKA
Analgetik
adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit atau
obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran dan akhirnya akan
memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita. Analgetik ialah istilah yang
digunakan untuk mewakili sekelompok obat yang digunakan sebagai penahan sakit.
Obat analgesik termasuk obat antiradang non-steroid (NSAID) seperti salisilat,
obat narkotika seperti morfin dan obat sintesis bersifat narkotik seperti
tramadol.
Macam-Macam
Obat Analgetik
Ada
dua jenis analgetik, analgetik narkotik dan analgetik non narkotik. Selain
berdasarkan struktur kimianya, pembagian diatas juga didasarkan pada nyeri yang
dapat dihilangkan.
1. Analgetik
Opioid atau Analgetik Narkotika
Analgetik narkotik merupakan
turunan opium yang berasal dari tumbuhan Papever somniferum atau dari senyawa
sintetik. Analgetik ini digunakan untuk meredakan nyeri sedang sampai hebat dan
nyeri yang bersumber dari organ viseral. Penggunaan berulang dan tidak sesuai
aturan dapat menimbulkan toleransi dan ketergantungan.
Berikut adalah contoh analgetik
narkotik yang sampai sekarang masih
digunakan di Indonesia :
a. Morfin
HCl
Morfin merupakan analgetik narkotik yang paling banyak
dipakai untuk nyeri hebat walaupun menimbulkan mual dan muntah. Obat ini di
indonesia tersedia dalam bentuk injeksi dan masih merupaan standar yang
digunakan sebagai pembanding bagi analgetik narkotik lainnya. Selain
menghilangkan nyeri, morfin dapat menimbulkan euforia dan gangguan
mental. Meskipun morfin dapat dibuat secara sintetik, tetapi
secara komersial lebih mudah dan menguntungkan, yang dibuat dari bahan getah
papaver somniferum. Morfin paling mudah larut dalam air dibandingkan golongan
opioid lain dan kerja analgesinya cukup panjang (long acting).
b. Tramadol
Tramadol adalah analgesik yang
bekerja sentral, agonis terhadap reseptor µ serta mempunyai afinitas yang lemah
pada reseptor k dan d. Melalui reseptor µ tramadol meningkatkan efek inhibisi
descending spinal melalui penurunan reuptake norepinefrin dan serotonin. Efek
tramadol hanya bisa diantagonis oleh nalokson sebesar 30%. Tramadol dibuat
sebagai rasemik yaitu campuran antara enansiomer dimana enansiomer yang satu
berfungsi menghambat reuptake norepinefrin sedangkan yang satu lagi bekerja
menghambat reuptake serotonin. Tramadol dimetabolisme di hepar melalui enzim
P-450 menjadi O-dismetiltramadol dan di sekresikan oleh ginjal dalam bentuk
metabolic aktif sehingga pada seseorang yang mengalami gangguan hati dan ginjal
harus dikurangi dosisnya.
c. Kodein
Kodein mempunyai analgesic yang
kurang poten disbanding morphin, tetapi mempunyai kemanjuran peroral yang lebih
tinggi. Obat ini mempunyai potensi penyalahgunaan yang lebih rendah daripada
morfin. Kodein sering digunakan dalam kombinasi aspirin atau asetaminofen.
d. Fentanil HCl
Fentanil adalah zat sintetik seperti
petidin dengan kekuatan 100 x morfin. Fentanil merupakan opioid sintetik dari
kelompok fenilpiperedin. Lebih larut dalam lemak dan lebih mudah menembus sawar
jaringan.
d. Petidin
Petidin (meperidin, demerol) adalah
zat sintetik yang formulanya sangat berbeda dengan morfin, tetapi mempunyai
efek klinik dan efek samping yang mendekati sama. Secara kimia petidin adalah
etil-1metil-fenilpiperidin-4-karboksilat.
2. Obat
Analgetik Non-narkotik
Obat Analgesik Non-Nakotik
dalam Ilmu Farmakologi juga sering dikenal dengan istilah
Analgetik/Analgetika/Analgesik Perifer. Analgetika perifer (non-narkotik), yang
terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.
Penggunaan Obat Analgetik Non-Narkotik atau Obat Analgesik Perifer ini
cenderung mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh
pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat
kesadaran. Obat Analgetik Non-Narkotik / Obat Analgesik Perifer ini juga tidak
mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna (berbeda halnya dengan penggunaan Obat
Analgetika jenis Analgetik
Narkotik).
Macam-macam obat Analgesik
Non-Narkotik :
a. Ibupropen
Ibupropen merupakan devirat asam propionat yang
diperkenalkan banyak negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya
antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya sama dengan aspirin.
Ibu hamil dan menyusui tidak di anjurkan meminim obat ini.
b. Paracetamol/acetaminophen
Merupakan devirat para amino fenol. Di Indonesia
penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik, telah menggantikan
penggunaan salisilat. Sebagai analgesik, parasetamol sebaiknya tidak digunakan
terlalu lama karena dapat menimbulkan nefropati analgesik. Jika dosis terapi
tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Dalam
sediaannya sering dikombinasikan dengan cofein yang berfungsi meningkatkan
efektinitasnya tanpa perlu meningkatkan dosisnya.
c. Asam
Mefenamat
Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam
mefenamat sangat kuat terikat pada protein plasma, sehingga interaksi dengan
obat antikoagulan harus diperhatikan. Efek samping terhadap saluran cerna
sering timbul misalnya dispepsia dan gejala iritasi lain terhadap mukosa lambung.
Indikasi
Dan Kontraindikasi Obat Analgetik
1. Analgetik Opioid atau Analgetik Narkotika
A. Morfin
dan Alkaloid Opium
1) Indikasi
a) Meredakan
atau menghilangkan nyeri hebat yang tidak dapat diobati dengan dengan
analgesic non-opioid.
b) Mengurangi
atau menghilangkan sesak napas akibat edema pulmonal yang menyertai gagal
jantung kiri.
c) Mengehentikan
diare
2) Kontraindikasi
Orang
lanjut usia dan pasien penyakit berat, emfisem, kifoskoliosis, korpulmonarale
kronik dan obesitas yang ekstrim.
B. Meperidin dan
Derivat Fenilpiperidin Lain
1) Indikasi
Meperidin
hanya digunakan
untuk menimbulkan analgesia.
Meperidin
digunakan juga untuk menimbulkan analgesia obstetric dan sebagai obat
praanestetik.
2) Kontraindikasi
Pada
pasien penyakit hati dan orang tua dosis obat harus dikurangi karena terjadinya
perubahan pada disposisi obat. Selain itu dosis meperidin perlu dikurangi bila
diberikan bersama antisipkosis, hipnotif sedative dan obat-obat lain
penekanSSP. Pada pasien yang sedang mendapat MAO inhibitor pemberian meperidin
dapat menimbulkan kegelisahan, gejala eksitasi dan demam.
2. Obat Analgetik Non-narkotik
A. Salisilat
a) Indikasi
1. Mengobati
nyeri tidak spesifik misalnya sakit kepala, nyeri sendi, nyeri haid, neuralgia
dan myalgia.
2. Demam
reumatik akut
b) Kontraindikasi
Pada
anak dibawah 12 tahun
B. Parasetamol
a) Indikasi
Di
Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesic dan antipiretik, telah
menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesic lainnya, parasetamol
sebaiknya tidka diberikan terlalu lama karena kemungkinan menimbulkan nefropati
analgesic.
b) Kontraindikasi
Penggunaan
semua jenis analgesic dosis besar secara menahun terutama dalam
kombinasi berpotensi menyebabkan
nefropati
analgesic.
C. Asam mefenamat
a) Indikasi
Sebagai
analgesic, sebagai anti-inflamasi,
b) Kontraindikasi
Tidak
dianjurkan untuk diberikan kepada anak dibawah 14 tahun dan wanita hamil dan
pemberian tidak melebihi 7 hari. Penelitian klinis menyimpulkan bahwa
penggunaan selama haid mengurangi kehilangan darah secara bermakna.
D. Ibuprofen
a) Indikasi
Bersifat
analgesic dengan daya anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat.
b) Kontraindikasi
Ibuprofen
tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan menyusui karena ibuprofen
relative lebih lama dikenal dan tidak menimbulkan efek samping serius pada
dosis analgesic.
DAFTAR
PUSTAKA
Tjay,
T.H dan Rahardja, K. 1986. Obat-obat Penting. Jakarta, PT Media Komputindo.
Pertanyaan
:
1. Bagaimana
cara kerja obat analgetik?
2.
Bagaimanakah bentuk sediaan dan dosis obat analgetik?
3.
Jelaskan analagetik jenis apa yang dapat digunakan untuk endometrosis ?
saya kan menjawab pertanyaan nomor 1 , mekanisme kerja obat analgetik adalah Menghambat kerja enzim siklooksigenase yang akan mengurangi produksi prostaglandin sehingga mengurangi rasa nyeri. Contohnya pada flavonoid berkhasiat sebagai analgetik
BalasHapusadakah contoh yang lain roza?
HapusHy ryani mkasih atas informasi nya.saya akan menjawab pertanyaan 1. Cara kerja obat analgetik
BalasHapusMenghabat PG tidak terjadi pospolipase menghilagkan rasa nyeri dan sakit
Saya akan menjawab pertanyaan nmr 3
BalasHapusMenurut saya untuk meredakan nyeri pada penyakit endometriosis dapat dengan menggunakan analgetik NSAID seperti diclofenac atau ibuprofen.
kenapa tidak menggunakan obat SAID yang efeknya lebih cepat?
HapusHai ryani saya aku mencoba menjawab pertanyaan no 2
BalasHapusObat analgesik tersedia dalam bentuk tablet,sirup,kapsul,dll dengan berbagai merek dagang.
contohnya seperti
- parasetamol tablet 500mg dan 600mg
- Fasidol (parasetamol sirup) 150mg/ml dan tablet 500mg
- Asam mefenamat kapsul 250 mg
terimalasih waode, tapi jika berkenan bisakah dijelaskan lebih rinci lagi?
HapusJadi obat analgerik bekerja dngan menghambat pembentukan prostaglandin, sehingga enzim siklooksigenase gagal membentuk prostaglandin
BalasHapuswaah terimakasih rahmila, tapi bisakan lebih rinci lagi penjelasannya
Hapuscara kerja analgetik menurut nurut ry, berdasarkan jenis obat non narkotik Obat-obatan dalam kelompok ini memiliki target aksi pada enzim, yaitu enzimsiklooksigenase (COX). COX berperan dalam sintesis mediator nyeri, salah satunya adalah prostaglandin. Mekanisme umum dari analgetik jenis ini adalah mengeblok pembentukan prostaglandin dengan jalan menginhibisi enzim COX pada daerah yang terluka dengandemikian mengurangi pembentukan mediator nyeri.
BalasHapusbaik ryani bentuk sediaan analgetik contoh sediaannya oral, injeksi dan cream ataupun topikal lainnya
BalasHapusProses terjadinya nyeri atau biasa disebut reaksi inflamasi. Setiap orang sudah pasti pernah merasakan reaksi nyeri, baik itu rangsangan nyeri akibat adanya benturan benda tumpul maupun sayatan benda tajam. Namun tahukah anda bagaimana proses terjadinya nyeri didalam tubuh serta apa efek yang timbul akibat nyeri tersebut? Pada kesempatan ini Apotekeranda.com akan mengupas secara rinci tentang mekanisme kerja inflamasi atau proses terbentuknya nyeri pada luka.
BalasHapus